NYAI HJ MASRIYAH AMVA : SETIAP TAMU KAMI ADALAH RAHMAT ALLAH

Jum’at 2 Desember 2016
Seperti biasanya, sepulang Sholat Jum’at pengurus Kantor Pusat melakukan aktifitas yang paling kami senangi. Yaah tidur, nikmat rasanya memang tak pernah tertandingi bagi kami, meski hanya beralas lantai dan disejukan dengan kipas angin seakan-akan menandingi nikmatnya kasur empuk dan sejuknya AC. Baru lima menit kami bermalas-malasan, tiba-tiba Bunda Masriyah Amva menyuruh kami untuk berkumpul menyambut tamu yang datang. “Hah???? Tamu Maning????bosen pisan unggal dina ana tamu maning!!!!” Seperti itulah kiranya keluhan kami. Akhirnya dengan wajah lesu dicampuri kesal kami berangkat untuk menyambut para tamu itu. Kebetulan penyambutan tamu bertempat di Musholah putri Aminah Maknun, sehingga ada sebagian pengurus yang sangat bersemangat untuk menyambut para tamu tersebut.
Sesampainya di Musholah Pondok Putri kami melihat sudah banyak Mahasiswa dari UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG yang terhimpun dalam Commuinty Of Santri Scholars Of Ministry Of Religious Affairs (CSSMORA) sudah berkumpul, Kurang lebih mereka berjumlah 110 orang. Kulihat Bunda juga sedang memberikan sambutan kepada para Mahasiswa tersebut. Wajahnya yang bersahaja tetap diiringi dengan senyuman-senyuman indahnya meski kami tahu bunda tak mampu menyembunyikan rasa lelahnya. Memang pada hari-hari sebelumnya tamu terus berdatangan, kemarin saja jadwal bunda sangat padat sekali, dari mulai pagi hingga sore hari bunda sibuk menyambut tamu-tamu dari Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri, lalu malamnya beliau menyambut Jamaah Istighosah rutinan setiap malam Jum’at. Terbayang bagiku betapa lelahnya Bunda, namun tetap menyambut tamu-tamunya dengan baik. Dalam sambutannya bunda mengatakan “setiap yang datang kepada kami adalah Rahmat Allah, setiap yang datang adalah keberkahan, karena dengan kunjungan para tamu-tamu Allah ini, Pondok Kebon Jambu ini bisa menjadi besar, bisa dikenal dimana-mana baik di dalam Negeri maupun Luar Negeri. Ingatlah bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengajarkan kita bahwa siapapun yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah menghormati tamu-tamunya, tak peduli tamu itu orang yang alim ataupun orang yang berpakaian rok mini sekalipun wajib bagi kita untuk menghormatinya, karena belum tentu saya yang berjilbab dan menutup aurat itu lebih baik dari mereka yang berpakaian rok mini”. Saya merinding mendengar kata-kata bunda, bodoh rasanya diri ini yang sejak awal terpaksa menyambut para tamu tersebut, dimana keimanan kami???.
Bunda melanjutkan sambutannya, “ Manusia hanya berfikir bahwa iman itu hanyalah percaya bahwa Allah itu ada, Tentu Itu sangatlah kurang. Karena Muslim sejati itu harus beriman seluas-luasnya, ketika ia beriman Allah itu maha pengasih, maka kasihilah seluruh umat manusia di muka bumi ini, ketika orang beriman Allah itu Maha Dermawan, maka bantulah seluruh manusia di muka bumi ini, ketika orang itu beriman bahwa Allah itu maha kaya, maka mintalah hanya kepada Allah Dzat yang memiliki segalanya. Saya selalu nombok untuk menghormati tamu, namun saya yakin semua yang saya keluarkan untuk tamu Allah pasti akan diganti oleh Allah baik berupa materi maupun non materi. Banyak bukti yang sudah saya dapatkan, saya bisa mempunyai rumah yang nyaman, saya bisa memiliki mobil yang bagus, saya bisa umroh setiap tahun, saya bisa dikenal banyak orang, bisa berjalan-jalan keliling dunia, dan Pondok ini bisa besar dan dikenal dimana-mana itu tidak terlepas dari penghormatan saya kepada setiap tamu yang datang. Kami tak sedikitpun mengambil kepentingan orang lain, bahkan kami banyak memberikan manfaat kepada orang lain. Sekalipun ada, kami hanya meminta sumbangan melalui penyebaran kalender yang tidak seberapa, itu pun tanpa paksaan”. Mendengar kalimat ini saya menahan tawa, karena memang saya sendiri adalah orang yang paling berat ketika mengeluarkan uang untuk membeli kalender. Padahal jumlahnya tak seberapa namun sangat bermanfaat bagi Pondok ini.
Bunda sedikit menyentil kepada para hadirin “banyak sekali para alumni yang mengeluh menjadi guru Honorer, karena memang gajinya sedikit sekali. Keluhan itu muncul karena yang mereka kejar bukan Allah, cobalah untuk meluruskan tekad dan niat kita karena para ulama dan orang-orang yang beriman hanya mencari Ridho Allah apapun pekerjaannya, dan yakinlah bahwa Allah akan membalas semuanya. Kamu akan selalu menjadi orang yang kurang jika tidak mengejar Allah. Tapi ketika Allah yang kamu kejar Allah akan memberikan keberkahan dan Rizki yang halal. Banyak yang bilang, Ahhh itu mah hanya Nyai Masriyah Amva yang bisa, karena beliau orang hebat, sedangkan saya orang biasa. Pernyataan ini sangatlah salah, saya ini adalah orang biasa, saya terlahir hanya sebagai gadis desa, dari wanitanya saja saya merupakan makhluk lemah dari para lelaki. saya sulit makan, mudah sakit dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang saya punya. Tapi saya percaya saya punya majikan yang luar biasa dan Maha Kaya, saya hanya bekerja menjadi karyawan di Kantornya Allah SWT. Ilaahi Anta Maqsudi, Wa Ridlokal Mathlubi”. Begitu kata bunda mengakhiri sambutannya yang sedikit menyadarkan kami betapa pentingnya menyambut tamu-tamu Allah, meskipun kami tidak tahu mungkin besok atau lusa kami tidak sadar lagi seperti ini, hehehe. @83xMusthofa