MENYAPA BAPA KITA SEDAYA

MENYAPA BAPA KITA SEDAYA
Oleh : Ahmad Fauzi
PKJ,- MANG YOGI, kiranya nama itulah yang sering digunakan sebagai sapaan hangat santri Pondok Kebon Jambu kepada kepala pondoknya, Mang Yogi sebagai “bapak” kita sedaya bagi para santri Pondok Kebon Jambu ini memiliki nama lengkap Ust Muhammad Yogi Dzikri Maulana,S.Pd. Nama tersebut diberikan oleh orang tuanya sejak ia dilahirkan di Desa Banjaran Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka tepatnya pada tanggal 13 Maret 1993. Saat ini nama tersebut tercatat dalam sejarah kepengurusan Pondok Kebon Jambu sebagai seorang nahkoda yang memimpin organisasi kepengurusan Pondok Kebon Jambu al-Islamy priode 2017-2018.
Ust Yogi Dzikri Maulana ini merupakan salah seorang santri dari sekian banyak santri yang peduli dan berusaha dengan caranya masing-masing untuk kemajuan pondok pesantren, berawal dari membuat program-program kepengurusan didalam hingga diluar pesantren, mensolidkan kinerja para pengurus sebagai sang pengabdi hingga senantiasa memikirkan santri-santri Pondok Kebon Jambu pun beliau lakukan agar tetap bisa menjalankan amanat para dewan guru dan kiai sehingga mampu menjalankan budaya kepesantrenan sebagai subkultur masyarakat Nusantara.
Sebagai sang nahkoda kepengurusan, tentunya berbagai kendala dan hambatan menjadi romantika dalam mengarungi luasnya lautan amanah yang ia emban. Dari mulai hambatan terkecil seperti tidak maksimalnya kinerja kepala kamar yang minim pengalaman dan merupakan pertama kalinya menjadi sang pengabdi. Hingga masalah-masalah yang dianggap besar seperti mengakkan amanah “dua perintah dan Sembilan larangan” kepada setiap santri dan pengurus dan menjaga keharmonisan hubungan antar sesama pesantren, wali santri dan juga masyarakat.
Dari banyaknya problematika tersebut, kiranya pemberian asupan gizi batiniah berupa motivasi dan ide-ide yang cemerlang dalam meluruskan benang kusut menjadi salah satu andalan bagi Ustadz yang pernah bersekolah di SMPN 1 Ciwaringin ini.
Berbeda dengan kepala pondok sebelumnya, kepengurusan dibawah kendali Ust Yogi memiliki beberapa program-program baru yang menjadi andalan untuk memajukan sistem kepengursan di Pondok Kebon Jambu. Seperti dalam hal keuangan, dimana sebelumnya data keuangan di Kebon Jambu belum teratur dan masih bersifat manual, sehingga banyak menyebabkan hilangnya data pembayaran serta pengeluaran yang tidak terpantau. Hal tersebut menyebabkan kerugian yang besar bagi pesantren serta para santri yang sudah memenuhi kewajibannya. Sehingga KH. Asror Muhammad memerintahkan Ust Yogi beserta pengurus lainnya untuk membangun sistem keuangan yang lebih rapih dan terpantau hingga terciptalah LKKJ (Lembaga Keuangan Kebon Jambu). Selain keuangan, kebersihan juga menjadi salah satu hal yang dielu-elukan. Besarnya Pondok Kebon Jambu dan banyaknya santri yang tinggal disana menjadikan pondok tersebut tidak bisa jauh dari kata kumuh dan sulit untuk menciptakan kebersihan. Sehingga saat itu KH. Asror Muhammad juga memerintahkan agar membuat tim peduli kebersihan, hingga dibentuklah Tim Semut yang saat ini menjadi garda terdepan dalam menjaga kebersihan Pondok Kebon Jambu Al-Islamy. Selain menciptakan sistem baru, Ust Yogi juga menjaga tradisi kepesantrenan yang sudah ada sejak dahulu. Layaknya suatu kaidah yang mengatakan “Al Muhafadzotu Ala qodimi As-solih, Wa Al Akhdzu Bil Al Jadidi Aslah”.
Namun kepengurusan beliau belum berakhir, masih ada sekitar 1 semester lebih lagi waktu beliau untuk tetap menjalankan amanahnya sebagai kepala pondok, akankah Ust Yogi tetap menjalankan amanah tersebut dengan baik? Atau diakhir ternyata semakin luntur semangatnya? Tentunya kami para santri mengharapkan agar para pengurus khususnya Ust Yogi menjalankan amanah kepengurusannya dengan baik hingga akhir waktu. Karena KH. Asror Muhammad senantiasa mengingatkan agar para pengurus berkhusnul khatimah dalam menjalankan amanah kepengurusannya.
“Tetaplah semangat dalam mencari ilmu karna bagaimanapun kita ini adalah orang orang pilihan diantara mereka yang tak diberikan kesempatan meneguk hidayah uluhiah lewat kurungan jeruji suci seperti yang kita alami sekarang ini “, kiranya demikianlah sapaan pesan penutupan bapak kita sedaya (Ust.Yogi Dzikri Maulana) kepada kita (Santri Jambu).